20% of all Go Daddy Reseller Plans!

Wednesday, May 25, 2011

Peninggalan Armada Tempur Swedia Yang Terlupakan

ARMADA UDARA TEMPUR SWEDIA
Europe is filled with abandoned military airfield. Most have returned back to their farms immediately from when the war came, they cracked the runway and dispersal overcome by weeds. Rarely are they inhabited since destroyed by the remnants of an old fighter, but Rinkaby in Sweden is one of the rare exceptions.
Rinkaby airfield is a former military used today as a shooting gallery to train soldiers Sweden, Denmark and Norway in all aspects of the battle. Gateway to sites maintained by Saab Draken (top), displayed in takeoff dramatic pose. But while it is externally visible whole, these old aircraft are old fuselage stripped-out without instrumentation engine or cockpit to speak.
However, it has a better performance than most aluminum counterparts in that location. Less known - because of the lack of public access in Rinkaby - is that at the base, some airframes Draken rotting away along with other examples of excessive waste of military hardware there.
The images on top of Google Earth shows three concrete foundation, with a "display" Draken in the direction of the image (and inset). On the right of the south runway, close to the bushes of trees, clearly can be seen two more abandoned Saab Drakens and most of the debris variety can ever claim to be aircraft and vehicles.
After closer inspection, the situation is clearly very damaged vehicle. Old training aircraft in the rear of the trailer is more stripped-body of the plane. This cockpit control panel and space in which the pilot's seat 'was remains now battered metal mass and tangled cables.
The play remains of a third Draken shows vehicles that have been - or will soon - be used as a target range. All that remains of the former fighters are damaged plane filled with small arms fire, with torn and twisted metal around the engine nozzle. The future does look bleak for the fuselage other two (relatively) intact Draken and truck nearby. With this in mind, fuel drums and rusty iron bombs (bottom left) is warning of even more exciting things to come.

J-35 Draken made ​​from 1955 to 1974.
Retired by the Swedish Air Force in 1990, his successor is JAS-39 Gripen
»»  READMORE...
»»  READMORE...

Tuesday, May 24, 2011

Taman Nasional Gunung Rinjani

Taman Nasional Gunung Rinjani
merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah hingga pegunungan tinggi dan savana di Nusa Tenggara
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) ini telah mendapatkan World Legacy Award dari Conservation International and Traveller (2004)
dan finalis Tourism for Tomorrow Awards (2005 dan 2008) dari World Travel Tourism Council (WTTC)
Juga TNGR diusulkan kepada United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
sebagai Geopark dunia atau taman bumi pertama di Indonesia
Dua lokasi lainnya adalah Gunung Batur di Bali dan Gunung Sewu di Pacitan Jawa Timur.
Pada awalnya Kawasan Gunung Rinjani merupakan kawasan Suaka Marga Satwa
yang ditetapkan Gubernur Hindia Belanda pada tahun 1941 berdasarkan SK No.15 Staatblaat No. 77 tanggal 12 Maret 1941
kemudian diumumkan melalui Surat Pernyataan Menhut No. 448/Menhut-VI/1990, pada acara Puncak Pekan Konservasi Alam Nasional ke-3 di Mataram sebagai Taman Nasional
Baru pada tahun 1997 ditujukan sebagai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan SK Menhut No.280/Kpts-VI/1997 tanggal 23 mei 1997
seluas ±41.330 Ha yang terletak di tiga wilayah Kabupaten di Pulau Lombok

Organisasi pengelolaanya ditetapkan dengan SK Menhut no.185/Kpts/97 tanggal 27 Mei 1997 dengan nama Unit Taman Nasional Gunung Rinjani setingkat eselon IV.a
selanjutnya pada tahun 2002 berubah menjadi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR)











»»  READMORE...
»»  READMORE...

Pesona Keindahan Lautan Padi Di Pulau Bali

Jatiluwih termasuk salah satu obyek wisata dengan panorama yang sangat indah, sesuai dengan namanya : jati dan luwih, Jati berarti benar , dan luwih berarti utama, bagus, indah. Pemandangan sawah yang di latar belakangi gunung dan hutan yang sangat lebat membuat tempat ini menjadi kawasan wajib yang harus dikunjungi bagi wisatawan.

Jarak tempuh dari Denpasar ke Jatiluwih adalah 50 km. Lokasinya terletak di bagian Utara Kota Tabanan. Jatiluwih juga merupakan salah satu kawasan penghasil beras terbesar di daerah Bali. Di daerah ini kita juga dapat melakukan treking singkat kurang lebih 2 jam untuk sampai di suatu pura yang juga sangat indah yang bernama Pura Luhur Batukaru yang letaknya di kaki Gunung Batukaru. Di Jatiluwih kita juga bisa mengunjungi sebuah Pura Hindu yang bernama Pura Petali, dimana di pura ini di gunakan sebagai tempat pemujaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai penguasa pertanian.










»»  READMORE...
»»  READMORE...